XtGem Forum catalog
Welcome! Sign in or Registr
home page tentang kami kegiatan Sejarah sponsor contacts

Kisah Ki Ageng dari Tanah Mangir

Dikutip dari www.indonesia-monitor.com 21 July 2009

Berikut beritanya :

Kekuatan oposisi dari waktu ke waktu mengalami perubahan strategi perjuangan. Kehadirannya semakin urgen sebagai elemen pengimbang.
http://radarjogja.co.id/images/stories/JULI/25/22.-fian-dramatari1.jpgCIKAL-bakal oposisi di Nusantara bisa jadi dimulai dari kisah perlawanan politik Ki Ageng Mangir terhadap penguasa sah Mataram kala itu, Panembahan Senopati, tahun 1579. Awalnya, Mangir yang bernama asli Ki Ageng Wanabaya itu berkuasa di Tanah Mangir dan hanya sekadar melakukan kritik terhadap Raja Mataram itu dan keengganan untuk tunduk pada kemauan pemerintah pusat.

Sikap oposan Mangir ternyata tak berhenti pada tataran verbal. Ia mulai melakukan action setelah mendapat simpati dan dukungan moral dari bupatibupati di tlatah Mataram, seperti Bupati Jepara, Gresik, Lamongan, Kudus, Tuban, Surabaya, Lumajang, Probolinggo, Kediri, Pasuruan, Ponorogo, Madiun, Pati, dan Blambangan.

Bagi Panembahan Senopati, sikap oposisi Mangir sebenarnya tak terlalu dipikirkan jika saja para bupati itu tidak ikut bergabung ke dalamnya. Sebab, jika para bupati yang selama ini dijadikan sumber ekonomi kerajaannya mulai menentang, posisi Mataram sebagai pemerintah pusat terancam eksistensi dan kewibawaannya.

Mangir berhasil melakukan lobi politik dengan mengandalkan kesaktiannya karena memiliki pusaka Kiai Baru Klinthing yang begitu disegani para bupati. Faktor genetik sebagai keturunan Raja Majapahit Prabu Brawijaya juga menjadi penentu keberhasilan Mangir meraup simpati.

Setelah kehabisan akal mengatasi perlawanan Mangir, Panembahan Senapati akhirnya “mengorbankan” putrinya, Rara Pembayun, sebagai umpan untuk menaklukkan Mangir. Strateginya berhasil. Mangir terpedaya dengan kecantikan Pembayun dan mempersuntingnya sebagai permaisuri. Ia pun mesti menyembah Panembahan Senapati sebagai mertuanya.

Meski sang oposan telah menjadi menantu, ambisi Panembahan Senapati untuk memadamkan bibit-bibit perlawanan di wilayahnya tak berhenti. Makanya, ketika Mangir  bersiap untuk bertemu dirinya sebagai bentuk penghormatan kepada mertua, Panembahan Senapati menjadikannya sebagai momentum untuk menghabisi sang oposan.

Sebelum sungkem ke mertuanya, Mangir diminta melepas senjata Baru Klinthing-nya. Nah, ketika dia tengah menyembah kaki sang mertua, Panembahan Senapati memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membenturkan kepala Mangir ke watu gilang yang sudah disiapkan sebelumnya. Mangir tewas seketika. Perlawanan oposisi pun langsung padam bersamaan dengan tewasnya sang inspirator.

Di era politik modern Tanah Air, kekuatan oposisi sudah mulai tumbuh sejak Indonesia di bawah kekuasaan Soekarno, Presiden I RI. Pemerintah Soekarno yang didukung koalisi parpol-parpol nasionalis dan komunis, utamanya PNI dan PKI, berhadapan dengan kekuatan oposisi dari kelompok parpol Islam.

Upaya Soekarno merangkul oposisi diejawantahkan dengan menebarkan konsep Nasakom, nasionalis-agama-komunis. Namun, upayanya tak sesukses Panembahan Senapati. Bahkan, ia terpental dari kekuasaan, justru oleh kekuatan “oposisi” dari luar parpol, yakni kekuatan tentara yang dikomandoi oleh Soeharto.

Di era Soeharto, keberhasilan meredam kekuatan oposisi dilakukan secara otoriter, yakni memandulkan gerakan politik dengan melakukan fusi parpol, dari puluhan parpol dipangkas menjadi tiga: PPP, Golkar, dan PDI. Dengan liciknya, ia menggabungkan tiga kekuatan, yakni ABRI (TNI), birokrasi, dan Golkar (ABG), sebagai penyokong pemerintahannya. PPP dan PDIP pun dikebiri dengan teknik devide at impera. Soeharto jatuh setelah elemen rakyat dan mahasiswa ikut bergabung sebagai kekuatan oposisi.

Pasca-Orde Baru, kekuatan oposisi lebih bertenaga karena “permainan” lebih terbuka dan fair. Kejatuhan Presiden Gus Dur oleh kekuatan oposisi di parlemen sebagai contoh kasus yang paling representatif.

 

 

 

 

 

 

 
home     |     tetntang kami     |     kegiatan     |     sejarah    |     sponsor     |     contacts